Interfaith Press Statement Concerning Humanitarian Work in Aceh
January 17, 2005
This is the English text of a press statement released by Muslim and Christian religious leaders at a joint press conference on Monday, 17th January 2005 in Jakarta. Original Bahasa version below.
Interfaith Press Statement Concerning Humanitarian Work in Aceh
Concerning the destructive issues that emerge around the tragedy in Aceh, specifically news that was reported in the Washington Post (America) dated 13th January 2004, and the Indonesian edition that was released in the Republika on the 14th of January 2004, we feel the need to clarify the following points to the public:
1. Christian communities in Indonesia, specifically PGI and KWI, reject all efforts to wrongfully use humanitarian mission as a way of Christianizing people. This is in direct opposition to the spirit and teachings of true Christianity.
2. We appeal to international Christian communities, that if they wish to help children affected by the tsunami in Aceh and North Sumatra, they should work in collaboration with NU and Muhammadiyah, as well as other Islamic institutions. This is an agreement among religious leaders from PGI, KWI, NU and PP Muhammadiyah, specifically in handling the future of children who have suffered from the tsunami.
3. We welcome the efforts of the Government in preventing the children who have suffered from the tsunami in Aceh from being brought out of Aceh, as well as the efforts of the Government to prevent the steps of WorldHelp. According to recent news in the Washington Post, dated 14th Janury 2005, WorldHelp has canceled their earlier plans.
4. We appeal for people to use wisdom in responding to issues that concern humanitarian work, and not be easily caught up by rumours that have no basis.
5. We hope that all polemics that are unproductive to humanitarian work in Aceh and North Sumatra be swiftly ended. Now is the time for us to work together to overcome this national disaster as swiftly as possible.
May
God the Creator and Guardian of Life bless our efforts.
Jakarta, 15th January 2005
Jointly signed by:
Pdt.
Dr. Andreas A. Yewangoe (Chairperson of Indonesian Communion of
Churches)
Rm. Benny Susetyo, Pr. (Executive Secretary, Interfaiths Commission
of Indonesian Bishops' Conference)
Prof. Dr. Ahmad Syafi'i Ma'arif (Chairperson of Muhammadiyah)
K.H. Hasyim Muzadi (Chairperson of Nahdlatul Ulama)
Pdt. Dr. Albertus Patty
Pdt. Dr. Martin L. Sinaga
Pdt. Sylvana Ranti-Apituley, M.Th.
Pdt. Dr. Lies Mailoa-Marantika
Pdt. Dr. Robert Borong
Pdt. Ioanes Rakhmat, M.Th.
Pdt. Kuntadi Sumadikarya, M.Th.
Supported by:
- MADIA (Masyarakat Dialog Antara Agama)
- ICRP (Indonesian Conference on Religion and Peace)
- Freedom Institute
- YMCA (Young Men Christian Association) Indonesia
- P3M (Pusat Pengembangan Pesantren dan Masyarakat)
- JIL (Jaringan Islam Liberal)
-
Lakpesdam NU (Lembaga Kajian dan Pengembangan
Sumber Manusia Nahdlatul Ulama) - ICIP (International Center for Islam and Pluralism)
- JPS (Jamaah Persaudaraan Sejati)
- Wahid Institute
PERNYATAAN PERS
Mencermati isu-isu destruktif yang berkembang seputar tragedi Aceh, khususnya berita yang dimuat pada Koran Washington Post (Amerika) tanggal 13 Januari 2005, dan edisi Indonesianya sudah diberitakan di Republika tanggal 14 Januari 2005, kami merasa perlu memberikan klarifikasi terhadap publik hal-hal sebagai berikut:
1. Komunitas Kristen di Indonesia, dalam hal ini PGI dan KWI, menolak segala usaha untuk menyalahgunakan misi kemanusiaan sebagai cara kristenisasi. Hal ini bertentangan sama sekali dengan semangat dan ajaran Kristen yang sebenarnya.
2. Kami menyerukan kepada komunitas Kristen Internasional, jika ingin membantu anak-anak korban bencana tsunami di Aceh dan Sumatera Utara hendaknya memakai jalur bekerjasama dengan NU dan Muhammadiyah, maupun lembaga-lembaga keislaman lainnya. Ini sudah menjadi kesepakatan di antara tokoh-tokoh agama dari PGI, KWI, NU dan PP Muhammadiyah, khususnya dalam menangani masa depan anak-anak korban tsunami.
3. Kami menyambut baik upaya pemerintah mencegah anak-anak korban bencana tsunami Aceh keluar dari wilayah Aceh, maupun upaya pemerintah mencegah langkah-langkah WorldHelp. Menurut berita terbaru di Washington Post, tanggal 14 Januari 2005, pihak WorldHelp sudah membatalkan rencana awal mereka.
4. Kami menghimbau agar masyarakat lebih menggunakan akal sehat dalam merespon isu-isu yang berkaitan dengan misi kemanusiaan, dan tidak mudah terpancing oleh berita-berita yang tidak berdasar.
5. Kami berharap agar segala polemik yang tidak produktif bagi misi kemanusiaan di Aceh dan Sumatera Utara segera diakhiri. Sudah saatnya kita bekerjasama untuk mengatasi bencana nasional ini secepatnya.
Semoga
Tuhan Pencipta dan Pemelihara Kehidupan menyertai upaya baik kita
semua.
Jakarta, 15 Januari 2005
Disepakati bersama oleh
Pdt.
Dr. Andreas A. Yewangoe, Ketua Umum PGI
Rm. Benny Susetyo, Pr., Sekretaris Eksekutif HAK-KWI
Prof. Dr. Ahmad Syafi'i Ma'arif, Ketua PP Muhammadiyah
K.H. Hasyim Muzadi, Ketua Umum PBNU
Pdt.
Dr. Albertus Patty
Pdt. Dr. Martin L. Sinaga
Pdt. Sylvana Ranti-Apituley, M.Th.
Pdt. Dr. Lies Mailoa-Marantika
Pdt. Dr. Robert Borong
Pdt. Ioanes Rakhmat, M.Th.
Pdt. Kuntadi Sumadikarya, M.Th.
Didukung oleh:
- MADIA (Masyarakat Dialog Antar Agama)
- ICRP (Indonesian Conference on Religion and Peace)
- Freedom Institute
- YMCA (Young Men Christian Association) Indonesia
- P3M (Pusat Pengembangan Pesantren dan Masyarakat)
- JIL (Jaringan Islam Liberal)
- Lakpesdam NU (Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumber Manusia Nahdlatul Ulama)
- ICIP (International Center for Islam and Pluralism)
- JPS (Jamaah Persaudaraan Sejati)
- Wahid Institute